Laman

Kamis, 22 Mei 2014

Thailand Dikudeta, RI Serukan Pemulihan Situasi Politik

Indonesia prihatin dengan aksi kudeta militer di Thailand yang dilakukan Kamis sore, 22 Mei 2014. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyerukan agar militer Thailand dan berbagai elemen sipil untuk segera memulihkan situasi politik di Negeri Gajah Putih.

Kendati kudeta menyangkut situasi dalam negeri Thailand, namun Marty mengajak negara anggota ASEAN lain untuk turut peduli.
“Tanpa bermaksud mencampuri perkembangan dalam negara Thailand, sebagai bagian dari Masyarakat ASEAN khususnya Masyarakat Politik Keamanan ASEAN, serta sesuai Piagam ASEAN yang menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional, maka perkembangan di Thailand patut menjadi kepedulian Indonesia dan ASEAN,” ujar Marty dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Jumat 23 Mei 2014.

RI akan berkomunikasi dengan Myanmar selaku Ketua ASEAN 2014 untuk menggalang kontribusi agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi pemulihan situasi politik di Thailand.

Kudeta militer diumumkan melalui stasiun televisi oleh Panglima Militer Thailand Jenderal Prayuth Chan-Ocha pada Kamis sore kemarin. Keputusan itu diambil setelah pertemuan untuk mencari solusi bagi krisis Thailand, berakhir buntu.

“Dengan tujuan untuk menjalankan negara ini secara lancar, maka pemimpin kudeta telah mencabut konsitusi 2007, kecuali kekuasaan monarki,” ujar Prayuth saat mengumumkan kudeta di markas militer, seperti dikutip stasiun berita Channel News Asia.

Beberapa perwakilan yang berseteru dan turut hadir dalam pertemuan itu dibawa oleh militer. Belum diketahui secara pasti apakah mereka telah resmi ditahan.

Prayuth juga mengumumkan pemberlakuan jam malam mulai pukul 22.00 hingga 05.00, dan memerintahkan para pengunjuk rasa di kedua pihak untuk membubarkan diri. Militer juga melarang adanya perkumpulan lebih dari lima orang.


Sumber :  indoberkata56.blogspot.co.id/